Akuarium Laut

Akuarium Laut

Kamis, 31 Desember 2009

Memelihara Ikan Hias Laut




Memelihara ikan hias air laut
sebenarnya cukup mudah. Paling hanya dibutuhkan sedikit pengetahuan dan proses belajar untuk bisa benar-benar menikmati dunia bawah laut yang indah dan penuh warna-warni ini. Ini beberapa tips sederhana supaya akuarium laut anda bisa tetap indah untuk jangka waktu yang lama.






1. Jangan pernah, don’t, never, ever, langsung memasukkan ikan hias ke dalam akuarium yang baru di-setup.
Agar kondisi akuarium mendekati aslinya maka harus tercipta ”Siklus Nitrogen”. Air akuarium yang bersirkulasi akan menumbuhkan bakteri-bakteri pendukung kehidupan laut (aerob dan anaerob). Bakteri ini baru muncul sekitar 1 bulan di batu-batu saringannya.
Tips : Untuk awal anda bisa memasukkan beberapa ikan Damsel (Damselfish) yang lumayan kuat dalam kualitas air yang belum baik. Pilih ”Damsel Ekor Kuning” karena ini yang paling tidak agresif (damsel lain lebih agresif). Pilih yang kecil saja.

2. Ikan dibatasi sedikit saja.
Ikan terlalu banyak membuat ikan mudah stress dan mati. Pemberian makanan pun harus banyak dan kotoran cepat menumpuk. Kualitas air akan cepat turun, dan ikan laut pun mudah mati. Ikan yang banyak, hanya untuk akuarium yang canggih dan akuaris yang berpengalaman.
Tips : Pilih saja beberapa ikan yang paling cantik yang paling anda sukai.

3. Ikan baru wajib ”diaklimatisasi”.
Ikan yang baru dibeli dalam kantung plastik harus disesuaikan dulu suhunya dengan suhu akuarium.
Ambangkan ikan dalam plastiknya di akuarium 20 menit. Setelah itu buka plastiknya, masukkan sedikit air akurium ke plastik ikan baru, diamkan 10 menit. Setelah itu, ikan dapat dimasukkan ke akuarium. Matikan dulu lampunya agar tidak stress.

4. Berikan makan cukup 2 kali sehari saja.
Untuk ikan laut, lebih baik kurang daripada lebih. 2 kali saja sudah cukup. Makanan yang berlebih akan menurunkan kualitas air laut.

5. Live Rock !
Inilah senjata utama para aquaris berpengalaman dunia. Gunakan "Karang Hidup" sebanyak mungkin untuk menjaga kualitas air secara alami. Karang Hidup adalah karang yang ada banyak bagiannya berwarna ungu. Gunakan minimal 1/3 dari volume akuariumnya. Harganya cuma Rp 20.000-an per batu, tergantung dari besar kecilnya live rock.

6. Tumbuhan, juga sangat bagus untuk menjaga kualitas air.
Utamanya Rumput Asam (Caulerpa Sertularioides), Rumput Jarum (Chaetomorpha) atau Anggur Hijau. Tumbuh-tumbuhan ini akan membantu mengurangi kadar Nitrat.

7. Ganti air 20 % tiap 2 minggu sekali. Separuh, 1 bulan sekali. Air laut harganya tidak mahal, hanya Rp 6.000 per galon. Luangkan waktu 1-2 jam per 2 minggu untuk merawat akuarium anda.

8. Cek Ph dan Kadar Garamnya.
Kalau Ph-nya rendah, gunakan obat Kalkwasser (banyak dijual).
Mengecek Ph mudah sekali, hanya masukkan air akuariumnya sedikit ke alat tesnya, Lalu bandingkan warna airnya dengan kertas ukuran Ph berwarnanya. Tapi hanya dipakai sekali-sekali saja.
Mengecek kadar garam gunakan Hydrometer. Harganya cuma Rp 25.000. Kadar garam yang normal ada penunjukknya di alatnya.

9. Kalau ada dana lebih, alat pertama yang harus dibeli adalah Protein Skimmer.
Ini adalah alat yang cukup signifikan untuk menjaga kualitas air laut. Harganya sekitar Rp 300.000-an. Anda pun juga bisa membuatnya sendiri dengan menggabungkan botol, aerator, dan power head.

10. Beli udang pelet max 5 ekor (Lysmata amboinensis). Udang pelet sangat bermanfaat karena senang memakan bakteri Whitespot (bintik putih) yang kadang muncul pada ikan. Tetapi jika anda memelihara triger kembang (Clown Trigger) lebih baik anda tidak memelihara udang pelet, karena akan menjadi santapan ikan triger kembang

PROTEIN SKIMMER


Protein skimmer adalah salah satu perangkat yang sering digunakan oleh para hobiis akuarium laut. Bahkan boleh dikatakan protein skimmer merupakan parangkat yang wajib ada dalam mengelola akuairum laut, walaupun hal ini tidak sepenuhnya benar. Fungsi utama dari sebuah protein skimmer adalah untuk memisahkan bahan padat terlarut dalam air dengan cara pengapungan melalui jasa gelembung-gelembung udara yang ditiupkan kedalam suatu kolom air. Dalam akuarium laut proses ini sering dianggap sebagai suatu proses tiruan untuk menduplikasi fenomena alam yang terjadi dipantai pada saat hari-hari hangat berangin. Pada kondisi seperti ini biasanya laut sering mendamparkan buih/busa kepantai dengan membawa padatan terlarut yang menempel pada buih-buih tersebut, dan mengendapkannya disana.

Proses pemisahan padatan terlarut dengan metoda pengapungan sebenarnya sudah lama dilakukan orang terutama dalam proses pengolahan air. Dengan pengapungan, melalui gelembung udara dalam air, diharapkan akan terjadi kontak antara partikel padatan dengan antar muka air-udara yang terbentuk melalui gelembung udara. Selanjutnya partikel padatan ini akan terbawa kepermukaan air dan dibuang.


Prinsip Kerja.

Prinsip kerja dari sebuah protein skimmer adalah menciptakan kontak antara gelembung udara dangan koloid dan partikel-partikel padatan. Efektifitasnya, oleh karena itu, akan sangat tergantung pada jumlah udara yang ditiupkan, ukuran gelembung udara, laju pergerakan gelembung dalam air, dan debit air.

Dalam satu liter air dapat dibuat sekitar 10000 gelembung udara dengan ukuran 5 mm, atau 1 milyar gelembung udara dengan ukuran 0.1 mm. Semakin kecil ukuran gelembung udara akan semakin besar luas permukaan kontaknya pada suatu volume udara yang sama. Sebagai contoh 1 liter udara dalam bentuk gelembung berukuran 5 mm kurang lebih setara dengan 1.2 m2 luas permukan, sedangkan bila ukuran gelembungnya adalah 1 mm maka luas permukaannya setara dengan 6 m2 dan bila berukuran 0.1 mm luas permukaannya setara dengan 60 m2. Dengan demikian, semakin halus ukuran gelembung udara yang ditiupkan, secara matematik akan semakin luas bidang kontaknya sehingga akan semakin banyak padatan terlarut yang bisa dibawa dan dibuang dari dalam akuarium.

Kecepatan pergerakan gelembung udara dalam air adalah faktor lain yang menentukan keefektifan sebuah protein skimmer. Dalam lingkungan akuarium, gelembung udara yang dihasilkan oleh sebuah mesin peniup udara bisa berukuran 5 - 30 mm. Gelembung udara berukuran 1 mm apabila diperhatikan akan tampak sebagai sebuah bola yang homogen. Gelembung berukuran demikian akan cenderung bergerak teratur dalam air dan cenderung bergerak lurus. Sedangan gelembung berukuran lebih dari 2 mm akan cenderung lonjong, sebagai akibat terjadinya tekanan pada gelomang tersebut dan pengaruh arus air. Gerakannya cenderung berputar (spiral) dan tampak bergetar. Getaran ini terjadi sebagai akibat terbentuknya turbulensi di bagian bawah gelembung. Getaran tersebut dapat mengurangi keefektifan gelembung dalam membawa partikel padat, bahkan sering partikel yang telah terperangkap oleh gelembung menjadi telepas kembali.




Apabila gelembung udara dapat diusahakan seluruhnya berada dalam ukuran kurang dari 2 mm, maka dapat diperkirakan kecepatan bergeraknya dalam air rata-rata sekitar 20 cm/detik. Pada saat bergerak gelembung ini akan membelah air didepannya dan bersatu lagi dibagian bawah gelembung Meskipun demikian karena gerakannya tersebut maka bersatu nya lagi air dibelakang gelembug tidak serta merta terjadi tepat dibelakanya tapi akan membentuk suatu jarak. Pada jarak ini akan muncul suatu daerah yang khas yang dikenal sebagai zone mati . Kehadiran zone ini sangat penting artinya dalam menciptakan kontak antara partikel padatan dengan gelembung.

Pada paritkel-partikel berukuran besar zone mati demikian tidak terjadi, yang ada justru merupakan sebuah zone turbulensi. Oleh karena itu sangat direkomendasikan bahwa dalam sebuah protein skimmer diperlukan gelembung udara yang sangat halus, dengan ukuran kurang dari 2 mm.

Daerah Skimming.

Koloid-koloid padatan memegang peranan penting dalam pebentukan busa.. Pada saat gelembung-gelembung udara mencapai permukaan, gelembung-gelembung tersebut akan saling bersatu dan melekat satu dengan lainnya. Apabila partikel-pertikel padatan dalam bentuk koloid ini tidak ada, maka busa tidak akan terbentuk di permukaan. Busa yang terbentuk selanjutnya akan naik ke ruang penampung busa , sedangkan air yang terbawa akan turun kembali ke dalam kolom. Daerah terjadinya percampuran antara air dengan busa ini dikenal sebagai daerah atau zone skimming. Diatas zone ini terdapat daerah dimana terjadi pemisahan atara busa dengan air. Zone ini disebut sebagai zone drainase. Selanjutnya adalah zone transportasi busa.

Pada zone drainase air akan turun kembali kedalam kolom skimmer sedangkan busa, selama koloid padatan masih ada, akan terbentuk terus menerus disana dan terangkat naik ke pembuangan busa. Meskipun sebagian besar air sudah akan turun pada zone ini, sebagian kecil air akan tetap terdrainase bersamaan dengan terangkatnya busa ke penampungan. Busa selanjutkan akan naik terus melalui cerobong busa dan akhirnya sampai di penampungan busa. Dengan demikian proses skimming boleh dikatakan selesai.